Renungan Mingguan : 
1 April Maret 2001, Minggu Pra Paskah V

"Siapa Yang Tidak Berdosa"
Oleh : Rm. Y. Hardjono, Pr.

     Pada akhir-akhir ini, kalau kita melihat TV, membaca Koran/majalah sedemkian terasa adanya begitu banyak ucapan/tulisan yang berisi pernyataan-pernyataan kritik yang pedas. Kita boleh bertanya ucapan siapa, atau pernyataan siapa yang sungguh dapat dipercaya?



Edisi lalu

25 Mar 2001
18 Mar 2001

11 Mar 2001
04 Mar 2001

 

Siapa yang mampu membebaskan keterpurukan harkat manusia saat sekarang dengan ucapan-ucaparmya? Kita sudah merasa lelah, capai, atau bosan dengan semua hiruk-pikuknya kata-kata yang diucapkan!! Kita secara jujur merindukan ucapan, sapaan yang sungguh menyentuh yang mampu memberikan kesejukan dan pembebasan dan belenggu kehidupan yang terpuruk ini, mengapa masih saja kedengaran ucapan yang saling menjatuhkan, saling mencelakakan? Sebagai manusia yang memiliki akal budi, hati nurni dan kebebasan, ditambah lagi sebagai umat Allah, memiki keyakinan, bahwa kita ini dianugerahi kemampuan untuk berbicara, berbahasa dengan baik dan benar. Semua ini dimaksudkan untuk saling menyemangati, menghidupkan, menghibur, sehingga betul mengakrabkan satu sama lain sebagai saudara. Itulah bahasa orang sederhana, bahasa orang-orang kecil. Lain halnya dengan bahasa orang-orang atasan, orang elite, biasanya bahasa yang penuh kekerasan, yang menyulut kearah kekacauan.

     Dalam bacaan Injil hari ini, kita sudah sering mendengar kisah itu, dimana orang-orang terpecah menjadi dua kelompok. Satu kelompok Farisi yang demikian taat kepada Hukum Taurat berusaha menjebak Yesus, menemukan kesalahan Yesus, lalu bisa membunuh Yesus, karena melanggar hukum Taurat. Wanita yang kedapatan berzinah seturut Hukum Taurat, tidak ada tempat lagi untuk hidup secara wajar, ia harus menerima nasib, harus menerima resiko mati dirajam dikhalayak ramai. Situasi ini dimanfaatkan untuk menjebak Yesus, yang memang sudah lama diincar, lagi-lagi semakin banyak orang yang mengikuti Yesus. Mereka yakin akan berhasil menghabisi Yesus. Sebagian yang mendukung Yesus menjadi khawatir, takut mereka diam. Yesus tidak !

Melihat situasi ini Yesus tidak langsung merespon, tetapi ia tetap tenang, kalem, tidak gugup dengan jebakan itu. Orang Farisi bertanya " apakah wanita itu harus dirajam atau dibebaskan?" Pertanyaan yang memang sulit tidak perlu dijawab dengan spontan. Yesus tidak mengambil alih persoalan itu menjadi persoalan pribadi-Nya, hal itu tetap persoalan mereka, yang mendambakan adanya korban, pembunuhan. Pertanyaan itu memerlukan pemikiran yang tenang, melihat semua seginya. Dalam ketenangan itulah Yesus menunduk, menulis ketanah, menemukan jawaban yang canggih, jitu, yang tidak diharapkan oleh kaum Farisi. "Yang tidak berdosa, silahkan merajam wanita itu lebih dahulu ", kata Yesus, lalu Ia diam lagi. Orang Farisi kaget, tertegun siapa yang berani! Yang berani merajam berarti tidak punya dosa, menyamakan dirinya dengan Allah, satu satunya yang tidak berdosa. Kalau merasa berdosa, justru harus dirajam, karena juga menyalahi hukum Taurat, serba salah!!!

     Kita bayangkan apa yang terjadi setelah itu! Satu persatu mereka pergi, mulai dan yang tua (yang berdosa lebih banyak) sampai dengan yang muda, sampai akhirnya tinggal wanita pendosa pendosa itu sendirian. Pada mulanya wanita itu tidak punya keyakinan sama sekali bahwa Yesus mampu menolong, sekarang baru terbuka mata hatinya, menjadi sangat heran, Tergerak hati nuraninya merasa ada perubahan, semakin tertarik pada kepribadian Yesus, berarti ada percikan harapan baru. Walaupun masih ada rasa sangsi, jangan-jargan setelah semua oram pergi, Yesus akan menghukum lebih berat lagi, ada pergulatan batin. Yesus, dalam ketenangan itu, menyapa wanita tersebut: "adakah yang menghukm engkau? " ternyata tidak. Malahan Yesus pun mengatakan : "Aku pun tidak, pergilah dan jangan berdosa lagi mulai dari sekarang". Betul-betul luar biasa bagi wanita itu, ia merasa mengalami kahidupan yang sama sekali baru, berkat Yesus. Wanita ini dipercayai Yesus untuk memulai dengan kehidupan yang baru yang lebih baik. Perjumpaan dengan Yesus bagi wanita tersebut sungguh merupakan awal kehidupan yang baru, memberikan semangat, hidupnya sungguh menjadi berarti.

     Dari kisah semua itu, kita boleh menikmati betapa kata-kata yang diucapkan Yesus mengalir dari kerahiman Allah, yang mengalirkan belas kasihan kepada siapapun agar mereka mendapatkan kemurahan dan pengampunan, lalu memperoleh keselamatan. Kata-kata Yesus penuh daya kehidupan , menyentuh orang-orang Farisi dan para Ahli Kitab, agar merekapun sadar bahwa mereka juga berdosa. Dari kata kata Yesus minimal kaum Farisi, Ahli Kitab tidak bertambah dosanya lagi dengan mau merajam wanita pendosa terscbut.

     Pesan utama Injil hari Minggu ini, kia dalam situasi yang seperti sekarang kita alami, kita belajar mengampuni sebagaimana Bapa mengampuni. Inilah ketajaman Sabda Allah, bagaikan pedang bermata dua terbukti, dan disini pulalah biasanya kelemahan kita. Serasa beban trrlalu berat kalau harus mengampuni sesama.

     Yesus tampil sebagai tokoh yang tidak hanya menjalan, mengkntik atau mengadu, namun sebagai tokoh yang penuh pengertian dan suka megampuni. Yesus memperhitungkan kehendak baik seseorang, namun sering tidak ada kesempatan untuk mewujudkannya. Bagi orang orang yang berkehendak baik, masa depan adalah tantangan yang penuh dengan pelbagai kemungkinan. Kita semua dikenal baik oleh Tuhan, dalam segala segi kekuatan maupun kelemahan kita. Tuhan bisa mempercayai, pantalah kita berbuat jujur, tidak tcrburu-buru menganggap diri lebih baik daripada orang lain, apalagi merasa orang lain tidak selevel dengan kita. Kita tahu siapa kita, kalau kita jujur, kejujuran membuat lebih mengerti orang lain dan bersikap halus dalam hidup bersama. Semoga Sabda Yesus menyentuh hati kita, menjadikan pnbadi kita lebih penuh sebagai manusia yang beriman.

Berkat & Salam

 

 

Umat menulis :  

 

Latihan Dasar Kepempinan (LDK) 
Mudika St. Matias 24-26 Maret 2001

Oleh : Reporter Mudika

Setiap kegiatan pasti memopunyai tujuan. Begitu pula dengan kegiatan Mudika yang satu ini yaitu; Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang dilaksanakan oleh Mudika St. Matias. Kegiatan ini bisa dibilang lain untuk lingkup Mudika dan mungkin baru pertama kall dilaksanakan di Mudika St. Matias. Dibaca dari judul kegiatannya, tujuan LDK sudah sangat jelas, namun disini akan dikupas tujuan kegiatan ini dan bagaimana kegiatan itu berjalan.

     Latihan Dasar Kepemimpan dirasa perlu juga dilaksanakan untuk Mudika (bukan hanya organisasi-organisasi resmi lainnya saja), dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada kaum muda Katolik yang nanti akan jadi pemimpin. Bekal yang diberikan dalam kegiatan LDK Mudika Matias, vaitu:

1. Bekal Motivasi, dengan maksud untuk memberikan modal awal dalam melakukan segala sesuatu, motivasi yang positif dalam melakukan kegiatan ialah sangat penting. Demikian juga dalam menjalankan semua kegiatan Mudika. Dalam hal ini Panitia mengundang Bapak Arswendo untuk mengisi session motivasi ini, tapi dengan permintaan maaf yang mendalam, karena secara mendadak pembicara tidak bisa hadir Panitia mengisi session ini dengan pengenalan mudika, dan problematika mudika, dengan harapan bisa lebih tahu secara riil tentang mudika sehingga dapat memotivasi dalam keikutsertaan mudika.

2. Bekal Skill Organisasi, untuk memberitahukan pengetahuan/ilmu dalam berorganisasi, dan meningkatkan kemampuan kita dalam berorganisasi. Dalam hal ini panitia memberikan session Leadership, dan Team Work yang dibawakan oleh GM Susetyo.Leadership mengupas tentang bagaimana kepemimpinan itu merupakan proses mempengaruhi anak buah untk mencapai sasaran. Dalam hal ini ditinjau dari sisi psikologis kepemimpinan.

Bagaimana proses dan cara berkomunikasi dalam kepemimpinan. Ada tiga klasiflasi cara berkomunikasi, yaitu, - pasif/submisif (diri menderita), Agresif (orang lain yang menderita), Asertif (semua puas). Disini pembicara mengarahkan . kita untuk asertif karena cara komunakasi inilah yang dianggap efektif untuk seorang pemimpin yang akan menghasilkan pemecahan Win-Win Work (ke~a tim), bertujuan untuk melatih kerjasama dalam satu tim yang mempunyai tujuan/sasaran yang sama. Session lain yang mendukung bekal ini adalah Tehnik Rapat dan Diskusi dan Teknik Berorganisasi yang dibawakan oleh Michael Setyawan. Dalam session ini dikupas bagaimana mencapai kesuksesan dalam berorganisasi/pekerjaan meliputi EQ (Emational Quality), informasi yang berkaitan dengan dampak globalisasi. Dalam session Tehnik Rapat dan diskusi mengupas tentang bagaimana cara berbicara didepan orang lain, apa saja yang termasuk variable rapat (sasaran rapat, peserta, metode, evaluasi, materi, pemimpin), dan. yang terpenting bagaimana dalam mengambil keputusan sehingga tercapai kesepakatan bersama. Session Lain yang tak kalah pentingnya yang sangat diperlukan dalam berorganisasi adalah komunikasi dalam kerja kelompok yang dibawakan oleh Dian Budiargo, diharapkan melalui session ini kita dapat memahami : Proses dan Etika Komunikasi, EQ dan Komunikasi, penerapan dan pemanfaatan komunikasi (antar persona) dalam tim. Dalam komunikasi "Better to slip with the foot than with the tongue "

3. Bekal Kristianity, ini yang menjadi ciri khas Mudika, dari pada organisasi yang lain dalam mengadakan LDK. Bekal ini sangat-sangat penting dalam berorganisasi, khususnya mudika. Penyampaian bekal ini disampaikan oleh pembicara yang sangat berkompeten dibidangya yaitu: Mgr. Cosmas Angkur, dalam session Komunitas Basis (Kombas), yang berkaitan dengan Sinode. Dianggap sangat pentmg karena Mudika merupakan salah satu kelompok komunitas basis, dan yang harus dikembangkan. Adapun ciri utama komunitas basis adalah kebersamaan dan kesatuan. Dalam session ini Bapak Uskup memberi waktu untuk tanya jawab, temyata antusias peserta sangat besar dengan banyak pertanyaan yang berbobot, yang menambah bekal kristiani kita dalam berorganissasi (dalam hal ini Mudika). Session lain yang mendukung bekal kristianity adalah Iman dan sekitar kita yang dibawakan oleh Rm. Yoseph Hardjono, Pr. Ini sangat menank karena kita diajak untuk melihat kehidupan iman kita secara riil disekitar kita. Semakin menarik dengan adanya Tanya jawab oleh peserta dan Romo. Sangat diharapkan bahwa bekal ini sangat fundamen kaum muda dalam berorganisasi....

Animo peserta dalam mengikuti setiap session sangat besar dengan keikutsertaan dari Paroli lain di KAB yaitu Paroki St. Paulus dan Paroki St. Matius. Untuk hasil dari kegiatan Latihan Dasar Kemimpinan ini (LDK) tidak bisa dilihat/dirasakan sekarang, namun nantinya...... Kami seluruh Panitia mengucapkan "Terima Kasih" untuk semua pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini, terutama bagi orang tua yang mendorong putra-putrinya untuk mengikuti kegiatan inii, kami tetap mengharapkan dukungan dan orang tua dalam mendorong putra-putrinya untuk ikut dalam kegiatan Mudika. Itulah dukungan yang sangat kami butuhkan ..... Salam.

 

last update : 1 April  2001